✔ Employee Generated Content (EGC): Cara Karyawan Membantu Branding Perusahaan

Di artikel sebelumnya Publikasimedia telah membahas tentang employee advocacy. Salah satu wujudnya adalah employee generated content (EGC).

Jika Anda tertarik mengelaborasi EGC untuk kesuksesan perusahaan Anda ke depan, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Apa Itu Employee Generated Content (EGC)?

Employee generated content adalah konten buatan karyawan suatu perusahaan mengenai tempat kerja mereka yang dipublikasikan melalui platform digital.

Karakteristik utama EGC mencakup tiga aspek fundamental. Pertama, konten dibuat oleh karyawan aktif. Kedua, konten terbit di akun pribadi. Ketiga, konten bersifat personal dan autentik.

Bentuk employee generated content sendiri sangat beragam, meliputi:

  • Video pendek,
  • Foto,
  • Blog post,
  • Podcast,
  • Postingan media sosial.

Secara umum, EGC memang merupakan bagian dari employee advocacy. Bedanya, EGC tidak selalu bertujuan mempromosikan perusahaan. Fokusnya lebih pada keautentikan dan kreativitas si kreator. 

Dengan pendekatan ini, konten dapat menjangkau jenis audiens yang skeptis terhadap pesan pemasaran konvensional.

Dalam konteks public relations (PR), EGC memberikan perspektif inside-out yang berfungsi sebagai jembatan antara perusahaan dan stakeholder eksternal.

Mengutip Fleur Willemijn van Beinum dalam artikelnya: “Tidak ada yang tertarik mengikuti akun brand; semua orang ingin melihat apa yang terjadi di balik layar.”1

Apa Bedanya EGC dengan UGC?

Perbedaan utama antara employee generated content (EGC) dan user generated content (UGC) adalah siapa pembuat kontennya.

EGC dibuat oleh individu yang memiliki hubungan kerja langsung dengan perusahaan, sementara UGC dibuat konsumen atau pengguna eksternal.

Selain itu, motivasi pembuatan kontennya juga berbeda. EGC didorong oleh employee advocacy atau sekadar berbagi pengalaman kerja. Sementara UGC biasanya berasal dari kepuasan konsumen atau insentif promosi.

Meski keduanya bermanfaat untuk strategi PR, EGC memiliki keunggulan di mana kreator mengantongi pengetahuan mendalam tentang perusahaan.

Mengapa EGC Makin Booming Belakangan Ini?

Tren video pendek di platform TikTok dan sejenisnya mendorong popularitas EGC dalam beberapa tahun terakhir. Format ini memungkinkan karyawan berbagi momen autentik tentang kehidupan kerja mereka.

Di sisi lain, audiens juga cenderung menyukai penyampaian narasi merek yang organik. Mereka ingin mengenal perusahaan melalui orang yang benar-benar bekerja di dalamnya.

Katakanlah ada dua konten ini:

  • Konten A: Video berdurasi 1 menit dari akun resmi perusahaan, menjelaskan bagaimana budaya kerja mereka.
  • Konten B: Video berdurasi 1 menit dari akun pribadi seorang karyawan, memperlihatkan suasana pagi di kantor dan obrolan ringan sebelum rapat.

Daripada konten A, umumnya audiens lebih tertarik menonton konten B karena terasa nyata dan tidak dibuat-buat.

Studi TINT pun menunjukkan bahwa pengguna media sosial lebih sering mengunjungi profil pribadi karyawan daripada akun resmi perusahaan. Engagement pada EGC juga lebih tinggi.2

employee generated content

Contoh Employee Generated Content

Terlepas dari format, jenis konten EGC yang populer di platform media sosial juga bermacam-macam, tergantung kreativitas si kreator, seperti:

  • Behind the scenes,
  • A day in my life,
  • Office tour,
  • Cerita pengalaman kerja,
  • Tips karier dari pengalaman pribadi, dll.

Berikut beberapa contoh employee generated content yang dibagikan karyawan suatu perusahaan di media sosial:

1. Seorang karyawan Spotify membuat konten video pendek tentang kesehariannya sebagai software engineer di kantornya.

2. Dany Beler sebagai komika sekaligus pengajar di “Sekolah Pecahkan” membagikan video suasana kelas ketika sedang menyampaikan materi.

3. Ahrefs menampilkan segmen khusus di profil LinkedIn mereka yang menunjukkan postingan EGC populer dari para karyawan.

Employee Generated Content Cocok untuk Siapa?

Tidak semua perusahaan cocok dengan strategi employee generated content. Menurut Higo, EGC paling efektif diterapkan pada perusahaan yang budaya kerjanya cenderung santai, terbuka, dan kreatif.3

Pasalnya, karyawan harus merasa aman dan nyaman dulu untuk membagikan pengalaman mereka. Jika budaya perusahaan terlalu kaku, EGC justru bisa menjadi kontraproduktif.

Publikasimedia sendiri merekomendasikan optimalisasi EGC bagi perusahaan B2B dan startup. Kedua kategori ini biasanya membutuhkan pendekatan yang personal untuk membangun trust dengan stakeholder.

Ya, EGC sangat berharga di industri di mana kepercayaan dan kredibilitas menjadi faktor krusial. Baik tujuannya untuk menarik talenta terbaik, menyoroti budaya perusahaan, atau memperkuat hubungan pelanggan.

Manfaat Employee Generated Content untuk Citra Perusahaan

Secara keseluruhan, dampak EGC sangat menguntungkan, terutama bagi citra perusahaan. Beberapa manfaatnya antara lain sebagai berikut:

Meningkatkan Kepercayaan dan Kredibilitas

Studi dari LinkedIn menunjukkan bahwa 70% orang cenderung percaya pada informasi dari karyawan dibanding dari perusahaan itu sendiri.4

Alasannya karena EGC menciptakan kesan transparan dan jujur yang mana itu sulit dicapai dengan strategi pemasaran tradisional.

Menunjukkan Sisi Humanis dari Merek

Selanjutnya, EGC juga membantu merek lebih relatable dengan audiensnya. 

Konten buatan karyawan memberikan sentuhan personal yang memanusiakan merek. Mereka menampilkan kehidupan nyata di balik logo perusahaan sehingga audiens bisa merasa dekat.

Memperkuat Employer Branding

Sebanyak 86% pencari kerja menggunakan media sosial dalam pencarian kerja mereka.5 EGC yang kuat dapat memengaruhi keputusan orang untuk melamar di suatu perusahaan.

Dengan menampilkan lingkungan kerja yang positif, EGC bisa menjadi magnet bagi talenta baru sekaligus meningkatkan loyalitas karyawan yang sudah ada.

Menghemat Biaya Pemasaran

Jangkauan organik dari jaringan karyawan bisa sangat kuat. EGC membuat perusahaan mendapatkan keuntungan itu tanpa harus mengeluarkan anggaran besar untuk produksi konten atau membayar influencer.

Bagaimana Cara Mendorong Karyawan agar Membuat EGC?

Dengan berbagai manfaat di atas, penting bagi perusahaan untuk mendorong karyawan agar mereka membuat EGC tanpa ada paksaan.6 Berikut beberapa cara yang bisa Anda upayakan:

1. Ciptakan Budaya Perusahaan yang Mendukung

Lingkungan kerja yang positif dan suportif akan memotivasi karyawan untuk berbagi pengalaman mereka secara sukarela. Kuncinya adalah bebaskan mereka berekspresi.

2. Tawarkan Pelatihan dan Sumber Daya

Bekali karyawan dengan alat maupun pengetahuan yang mereka butuhkan untuk membuat konten berkualitas. Ini bisa berupa sesi pelatihan, penyediaan software editing, atau program employee advocacy.

3. Berikan Insentif dan Pengakuan

Apresiasi sederhana seperti hadiah kecil bisa sangat berarti. Selain itu, berikan pengakuan secara publik bagi karyawan yang berkontribusi aktif dalam kampanye EGC untuk mendorong partisipasi lebih lanjut.

4. Hargai Suara Autentik Karyawan

Esensi EGC adalah autentisitas. Hindari keinginan untuk terlalu memoles atau mengatur konten karyawan agar tetap mempertahankan nuansa personal dan kejujurannya. 

Intinya, Jangan paksa karyawan untuk membuat EGC jika mereka tidak menginginkannya. Video testimoni yang dipaksakan pasti tidak akan memberikan dampak sesuai yang Anda inginkan.

EGC Sebagai Solusi PR Modern untuk Bisnis Anda

employee generated content

Pada akhirnya, employee generated content terbukti sebagai salah satu alat PR modern yang powerful di era digital. 

Kemampuannya dalam membangun kredibilitas serta koneksi emosional dengan audiens menjadikannya alat yang tak ternilai bagi perusahaan.

Namun, seperti strategi komunikasi lainnya, EGC membutuhkan pendekatan yang strategis. Tidak semua perusahaan cocok menggunakan cara ini dan implementasinya harus disesuaikan dengan karakteristik organisasi.

Sebagai agensi PR yang memahami dinamika komunikasi digital, Publikasimedia melihat EGC sebagai evolusi dari employee advocacy

Strategi ini menawarkan solusi untuk tantangan komunikasi masa kini, yaitu bagaimana membangun trust di tengah skeptisme audiens terhadap pesan korporat.

Referensi (terakhir diakses pada 28/5/2025):

  1. Orang tidak tertarik mengikuti brand. https://www.linkedin.com/pulse/employee-generated-content-explode-what-youre-waiting-van-beinum-xcm9e/ ↩︎
  2. Laporan State of User-Generated Content oleh TINT. https://www.tintup.com/blog/employee-generated-content/ ↩︎
  3. Tidak semua perusahaan cocok dengan EGC. https://blog.higo.id/kenapa-gak-semua-perusahaan-cocok-pakai-teknik-egc ↩︎
  4. Orang lebih percaya informasi dari karyawan. https://www.sociabble.com/blog/employee-communications/employee-generated-content-how-it-benefits-your-company/ ↩︎
  5. Sebagian besar pencari kerja mencari dari media sosial. https://www.adaface.com/blog/social-media-recruitment-statistics/ ↩︎
  6. Cara mendorong karyawan membuat EGC. https://metricool.com/employee-generated-content/#How_to_Encourage_Employee-Generated_Content ↩︎

Tinggalkan komentar