Kelompok Keahlian Ilmu Keolahragaan ITB dan Silat Sunda Institut Gelar  Edukasi dan Sosialisasi Ragam Pencak Silat

(Foto bersama tamu undangan, peserta, dan panitia)
(Foto bersama tamu undangan, peserta, dan panitia)

Indonesia memiliki warisan budaya yang sangat kaya, termasuk seni bela diri tradisional yang dikenal dengan sebutan “silat”.

Silat telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah Indonesia selama berabad-abad dan memiliki peran penting dalam membentuk identitas budaya bangsa.

Menjaga budaya silat di Indonesia penting karena berbagai alasan, diantaranya adalah melestarikan warisan budaya.

Dengan menjaga keaslian silat, kita dapat memastikan bahwa generasi sekarang dan yang akan datang memiliki akses dan pemahaman yang mendalam terhadap aspek budaya yang kaya dan beragam ini.

Selain fungsi pelestarian, silat juga memiliki peran sebagai identitas nasional. Melalui seni bela diri ini, Indonesia mampu menekankan dan mewujudkan nilai-nilai seperti keberanian, kejujuran, kerjasama, dan disiplin.

Oleh karena itu, mempertahankan dan mempromosikan silat tidak hanya menciptakan kebanggaan nasional tetapi juga memperkuat identitas budaya yang unik dan khas Indonesia.

Selain itu kita juga dapat merawat akar budaya yang kaya dan membangun pondasi yang kuat bagi identitas nasional Indonesia.

Sebagai upaya pengenalan dan pelestarian seni bela diri silat, Kelompok Keahlian Ilmu Keolahragaan Sekolah Farmasi ITB berkolaborasi dengan Silat Sunda Institut (SSI) menyelenggarakan kegiatan edukasi dan sosialisasi mengenai ragam pencak silat sebagai bagian dari warisan budaya tak benda Indonesia. Acara ini berlangsung pada 15 September 2023 di Gedung GKU Institut Teknologi Bandung Kampus Jatinangor, didukung oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Institut Teknologi Bandung (LPPM ITB).

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang keberagaman pencak silat kepada para peserta, termasuk pegiat pencak silat, guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK), serta pihak-pihak terkait dalam dunia olahraga.

Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh, seperti Ketua Pengabdian Masyarakat Dr. Samsul Bahri, M.Kes., Pendiri Silat Sunda Institute (SSI) Roedy Wiranatakusumah S.H.M.H.MBA, Ketua Umum KONI Jawa Barat H. Ahmad Saefudin, S.E., M.M., AIFO., dan Ketua Program Studi Magister Keolahragaan ITB Dr. apt. Muhamad Insanu, S.Si., M.Si.

“Kegiatan ini merupakan kerjasama yang bagus antara KK Ilmu Keolahragaan, Sekolah Farmasi ITB dengan SSI sekaligus mempromosikan Keolahragaan itu ada di ITB, tidak hanya untuk menambah informasi dan wawasan khususnya terkait pencak silat.” Ungkap Dr. apt. Muhamad Insanu, S.Si., M.Si.

H. Ahmad Saefudin, S.E., M.M., AIFO., juga mengatakan, “ITB ini merupakan segala-galanya sumber keilmuan itu ada di ITB, olahraga dikembangkan dengan adanya keterukuran yang diukur dengan ilmu sport science, sport industry dan sport tourism. Khasanah olahraga harus digali dari segala aspek bisa dari segi tradisional namun juga dengan analogi berpikirnya demi kebermanfaatan yang paling utama.”

Pada acara ini, peserta mendapatkan berbagai materi diantaranya adalah Nutrisi Olahraga, Psikologi Olahraga, Ragam Hal dalam Pencak Silat sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia Milik Indonesia Menurut UNESCO, Otot Manusia dan Pijat Cimande.

(Pemaparan materi oleh Roedy Wiranatakusumah S.H.M.H.MBA)
(Pemaparan materi oleh Roedy Wiranatakusumah S.H.M.H.MBA)

Acara ditutup dengan pemberian hadiah untuk peserta terbaik yang aktif mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai.