Majukan Penenun Belu, Insan Bumi Mandiri Gelar Pelatihan 6 Hari dengan Dukungan ASEAN Foundation

Alvin, Project Coordinator dari ASEAN Foundation sedang melakukan monitoring dan evaluasi di Sentra Tenun Tenukiik
(Atambua (20/9/2023) - Alvin, Project Coordinator dari ASEAN Foundation saat kegiatan monitoring dan evaluasi Sentra Tenun Tenukiik, Kota Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, bersama Mamak Ana saat demonstrasi proses menenun)

Insan Bumi Mandiri sebagai lembaga filantropi yang berfokus pada pemberdayaan daerah pedalaman, mengusung program Tenunin sebagai bentuk komitmen untuk mengembangkan kualitas penenun di Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Adanya program ini mendasar dari rasa kepedulian terhadap daerah pedalaman dan menjaga warisan budaya tenun di Indonesia.

Program Tenunin ini telah memperoleh dukungan dari eMpowering Youths Across ASEAN (EYAA), yakni sebuah inisiatif regional yang digagas oleh ASEAN Foundation dan Maybank Foundation untuk memperkuat kerelawanan sosial di generasi muda.

Sejak dimulai, EYAA telah mencapai dampak positif pada 38.933 individu melalui implementasi proyek-proyek komunitas berdampak yang melibatkan organisasi masyarakat sipil.

Dalam EYAA Cohort 3, Insan Bumi Mandiri memperoleh kesempatan menjadi salah satu organisasi yang berpartisipasi di dalamnya.

Insan Bumi Mandiri Gelar Pelatihan 6 Hari

Pelatihan berlangsung selama 6 hari dari Bulan Juli hingga Agustus dengan melibatkan 10 relawan dari negara-negara ASEAN.

Pada Senin, 18 September sebagai agenda lanjutan, mamak-mamak penenun kembali mendapatkan pelatihan dasar digital marketing, yang berisi mengenai target pasar, saluran pemasaran, merek, pemanfaatan WhatsApp dan Facebook untuk promosi, serta pengemasan produk.

Hari berikutnya, mereka menerima pelatihan terkait pembuatan produk turunan tenun tas kecil, anting, dan bandana yang dibuat dari kain-kain tenun sisa.

Kemudian pada 21 September 2023, mamak-mamak penenun kembali belajar, kali ini tentang pencatatan keuangan. Hal tersebut ditujukan agar mereka dapat memantau berapa uang yang keluar dan masuk pada saat proses produksi tenun.

Rahmi Fitri sebagai penanggung jawab program Tenunin menyampaikan langsung pelatihan tersebut.

Rahmi Fitri sedang menjelaskan terkait pencatatan keuangan kepada kelompok penenun di Tenukiik

(Atambua (21/09) – Pelatihan terkait pencatatan keuangan dari Insan Bumi Mandiri untuk kelompok penenun di Tenukiik, Kota Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur)

“Saya senang mamak-mamak bisa melakukan banyak pelatihan, bertemu banyak orang. Bagi mereka kan, ketemu orang luar itu adalah sesuatu yang langka. Tapi dengan adanya program ini, mamak jadi tau pendapat orang luar soal tenun mereka seperti apa dan mendapat wawasan mengenai berbagai hal yang sebelumnya mamak tidak tahu. Contohnya, mamak bisa melihat warna-warna yang lebih banyak, hingga mengenal tone warna.” Ungkap Rahmi Fitri.

Rahmi juga menambahkan bahwa program ini membantu cerita tenun untuk sampai ke negara ASEAN melalui relawan muda atau youth volunteers yang terlibat. Ia sangat berharap program ini bisa berkelanjutan, agar cerita tentang mamak dan betapa kuatnya mereka mempertahankan tradisi tenun bisa sampai ke negara luar melalui keterlibatan youth volunteers dalam media sosial mereka.

Alvin Kurnia Sandy dan Fatima Alifha Alatas selaku Project Manager Coordinator dan Digital Communication Coordinator ASEAN Foundation juga menghadiri pelatihan pada hari ketiga.

Kehadiran mereka disambut meriah oleh mamak-mamak penenun yang mengikuti pelatihan. Sehari sebelumnya yakni pada tanggal 20 September 2023, mereka menyempatkan diri untuk bertemu dengan Bupati Belu, dr. Agustinus Taolin.

“Kami (ASEAN Foundation) senang melihat antusias mamak-mamak untuk kumpul di sini (sentra Tenunin Tenukiik). Semoga jika kami dan Insan Bumi Mandiri sudah pulang, mamak-mamak masih sering menenun dan bersenang-senang, menari Tebe (tarian khas Belu) di sini,” ucap Fatima.

Sentra Tenunin Menjadi Sarana Bersosialisasi

Sentra Tenunin tidak hanya dibuat untuk tempat belajar menenun mamak-mamak setempat, tetapi juga tempat untuk berekspresi dan berinteraksi. Dengan seringnya mamak-mamak penenun setempat menari, saling berinteraksi, dan bersenang-senang bersama di sentra Tenunin, nampaknya tujuan ini berhasil dicapai oleh Insan Bumi Mandiri.

“Dalam sesi pelatihan, sering bekerja dalam kelompok dan kami bisa berkenalan dengan orang baru. Melalui interaksi kelompok ini, kami memiliki kesempatan untuk berbagi pengetahuan tentang tenun, yang  memperluas wawasan kami dalam dunia tenun.” ucap Mamak Yuli seorang penenun yang turut serta dalam pelatihan ini.

Alvin, Project Coordinator dari ASEAN Foundation ketika memberikan pelatihan digital marketing

(Atambua (18/09) – Pelatihan digital marketing dari Insan Bumi Mandiri untuk kelompok penenun di Tenukiik, Kota Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur)

Meski telah sukses menjalankan program Tenunin di Alor, Sumba, Ende, Belu, dan Sikka, Insan Bumi Mandiri berkomitmen untuk terus menyukseskan prog