Gayatri Kayla Frinanda, Siswa SD Asal Surabaya Sukses Olah 1,5 Ton Sampah jadi Ecobrick

Kayla dan proyek ecobricknya
Kayla dan proyek ecobricknya

Aksi inspiratif datang dari siswa kelas 5 SDN Rungkut Menanggal I/582, Gayatri Kayla Frinanda yang telah mengubah  1,5 ton sampah kemasan sachet menjadi ecobrik.

Diketahui proyek lingkungan hidup ini merupakan syarat untuk mengikuti perlombaan Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup 2023 yang digelar oleh Tunas Hijau. Kemudian Kayla memilih proyek ecobrik untuk ia jalani.

Pada umumnya, ecobrik terbuat dari botol plastik yang diisi dengan sampah plastik dan berfungsi untuk menggantikan batu bata.

Pembuatan ecobrick juga bertujuan untuk memanfaatkan sampak kemasan sachet menjadi lebih bermanfaat dan untuk mengurangi pencemaran lingkungan karena sampah plastik.

Alasan Kayla memilih proyek ini adalah karena ia melihat sampah kemasan sachet yang berserakan di warkop-warkop sekitar rumahnya.

Dari situlah kemudian Kayla memiliki inisiatif mengolahnya menjadi ecobrik diawali dengan mengumpulkan sampah-sampah kemasan yang berserakan tersebut.

Sampah-sampah yang telah dikumpulkan tersebut kemudian dimasukkan kedalam botol plastik hingga padat dan keras seperti batu bata.

Kayla dan teman-temannya sedang mengumpulkan sampah kemasan sachet dan membuat ecobrick
Kayla dan teman-temannya sedang mengumpulkan sampah kemasan sachet dan membuat ecobrick

Untuk isian ecobrik, dibagi menjadi minimal sepertiga dari isi kemasan botol. Misalnya jika botol 600 gr maka botol minimal harus diisi dengan sekitar 200 gr sampah.

Namun lebih banyak sampah akan lebih baik karena membuat ecobrik semakin kuat dan padat.

Terhitung dari Maret hingga Oktober 2023 ini, Kayla telah berhasil mengolah total 1,5 ton lebih sampah kemasan sachet menjadi ecobrick.

Tidak hanya menjadi ecobrick saja, Kayla juga mengolah ecobrick yang ia buat menjadi produk jadi yang bermanfaat seperti meja dan kursi, tempat tongkat hingga panggung boneka.

“Semoga proyek ecobrick ini dapat mengurangi pencemaran sampah plastik dan masyarakat bisa memilah serta memanfaatkan kembali sampah. Selain itu, semoga masyarakat juga semakin sadar bagaimana mengolah sampah yang baik dimulai dari rumah masing-masing.” Ungkap Kayla.

Di sisi lain, ayah Kayla yaitu Vega Selafrinanda mengungkapkan bahwa dirinya ikut bangga dengan yang Kayla lakukan di proyek ini.

“Perasaan orang tua tentu sangatlah bangga karena anak saya yang baru berumur 11 tahun mampu mempunyai proyek lingkungan hidup dan juga aktif di kegiatan lingkungan hidup,” ungkap ayah Kayla, yakni Vega Selafrinanda.

“Semoga kedepannya mampu membawa perubahan yg signifikan terhadap lingkungan kita.” Sambungnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SDN Rungkut Menanggal I/582, Ika Suci Rahayu mengungkapkan “Semoga kegiatan seleksi Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup ini merupakan kegiatan berkelanjutan yang dapat didukung oleh para guru dan kepala sekolah, komite sekolah, Dinas Pendidikan, Muspika setempat. Sedangkan bagi anak itu sendiri dapat menjadi motivasi untuk semakin besar aksi nyata yang dapat dilakukan untuk alam dan lingkungan sekitar.”