Sebelum api membesar, pasti selalu ada percikan. Bagi praktisi humas/PR, kemampuan untuk melihat dan mengelola ‘percikan’ tersebut sangat penting.
Itulah yang disebut manajemen isu. Fungsinya bukan sekadar memadamkan, tetapi mencegahnya terjadi sejak awal.
Di artikel ini, Publikasimedia akan membahasnya lebih lanjut agar Anda paham bagaimana itu dapat melindungi reputasi perusahaan.
Pengertian Manajemen Isu
Menurut W. Howard Chase (1976)1 manajemen isu adalah proses mengidentifikasi isu yang sedang atau akan memengaruhi organisasi, lalu mengembangkan respons strategis untuk mengelolanya.
Berbeda dengan manajemen krisis yang bersifat reaktif, upaya satu ini lebih bersifat proaktif. Tujuannya adalah mencegah isu berkembang menjadi krisis.
Teresa Yancey Crane2 menganalogikan isu sebagai gap antara tindakan organisasi dengan harapan para stakeholder. Di sini, manajemen isu hadir untuk menambal gap tersebut agar tidak melebar atau menimbulkan masalah lebih lanjut.
Oleh karena itu, seorang humas tidak boleh hanya menunggu krisis, tetapi wajib aktif mengelola isu.

Fungsinya dalam Kehumasan
Ada beberapa fungsi manajemen isu yang menjadikannya sangat krusial bagi pekerjaan seorang humas profesional, yaitu:
Melindungi Reputasi Organisasi
Ini adalah fungsi utamanya. Berkat langkah proaktif mengidentifikasi isu sejak dini, humas dapat mencegah eskalasi negatif yang dapat merusak citra perusahaan yang telah dibangun bertahun-tahun.
Membangun Hubungan dengan Stakeholder
Proses manajemen isu juga melibatkan pemantauan percakapan dan opini publik. Ini menunjukkan bahwa perusahaan mendengarkan dan peduli sehingga dapat memperkuat hubungan dengan stakeholder.
Mendukung Pengambilan Keputusan
Analisis isu yang akurat memberikan wawasan berharga bagi manajemen puncak. Informasi ini membantu para pemimpin dalam membuat keputusan bisnis yang lebih baik, sejalan dengan ekspektasi publik.
Mengubah Ancaman Menjadi Peluang
Pengelolaan isu yang baik dapat menjadi panggung untuk menunjukkan nilai-nilai perusahaan. Misalnya, ketika organisasi memberikan respons yang transparan terhadap suatu isu, itu bisa meningkatkan kepercayaan publik.
5 Tahapan Manajemen Isu

Maria Wongsonagoro3, Presiden Direktur IPM Public Relations, menyebutkan ada lima tahapan penting dalam pengelolaan isu yang perlu dikuasai para humas, yaitu:
1. Menginventarisasi Isu
Tahap pertama adalah memetakan semua potensi isu yang berkaitan dengan perusahaan.
Informasi ini bisa berasal dari berbagai sumber, seperti pemberitaan media, percakapan di media sosial, dan sumber internal maupun eksternal lainnya. Anda bisa memanfaatkan brand monitoring.
Tujuannya untuk memahami bagaimana persepsi publik terhadap organisasi saat ini.
2. Membuat Laporan
Setiap temuan isu harus terdokumentasi dalam sebuah laporan formal.
Laporan ini idealnya mencakup keterangan detail isu, sumber informasi, analisis singkat situasi atau kronologi, serta identitas pelapor untuk menjaga validitas data.
3. Pembahasan Laporan Isu
Laporan yang telah terkumpul kemudian dibahas secara komprehensif oleh tim manajemen bersama humas.
Pada tahap ketiga ini, isu-isu yang dianggap paling krusial dan berpotensi memberikan dampak besar akan menjadi prioritas dalam penanganan.
4. Melakukan Manajemen Isu
Setelah menetapkan isu prioritas, tim mulai merumuskan respons. Tahapan ini mencakup:
- Penentuan sikap perusahaan,
- Tujuan komunikasi,
- Strategi komunikasi,
- Menggalang dukungan dari stakeholder.
5. Sosialisasi dan Penjabaran Rencana Aksi
Tahap terakhir adalah menyosialisasikan rencana aksi secara rinci kepada seluruh anggota tim yang terlibat.
Rencana aksi ini bisa berupa persiapan standby statement untuk media, kolaborasi dengan influencer atau pakar, hingga menyiapkan materi komunikasi korporat jika eskalasi isu makin meluas.
Contoh Kasus Manajemen Isu
Sebuah perusahaan fintech mendeteksi percakapan di media sosial yang mengeluhkan kerumitan proses klaim asuransi pada salah satu produk mereka.
Tim humas pun segera merespons keluhan ini sebelum menjadi viral. Pasalnya, mereka melihat potensi isu berkembang menjadi krisis kepercayaan pengguna.
Perusahaan kemudian memutuskan untuk mengambil sikap proaktif. Mereka menyederhanakan proses dan mengomunikasikannya secara transparan.
Tim produk segera memperbaiki alur klaim di aplikasi. Kemudian tim humas mendistribusikan press release ke media-media mainstream terkait penyederhanaan proses tersebut.
Respons publik akhirnya sangat positif. Perusahaan mendapat pujian karena dinilai peduli dengan penggunanya. Alhasil, perusahaan berhasil mengubah potensi krisis menjadi penguatan citra merek.

Strategi Press Release dalam Mengelola Isu
Kesimpulannya, manajemen isu merupakan pendekatan strategis yang memungkinkan organisasi bergerak proaktif dalam melindungi reputasinya.
Pada contoh di atas, press release memegang peranan penting dalam tahap komunikasi ke publik. Ketika sebuah isu membutuhkan klarifikasi atau pengumuman resmi, distribusi press release serentak ke media memang menjadi cara yang sangat efektif.
Jika bisnis Anda ingin mengelola isu secara efektif, pastikan memiliki tim humas yang terlatih, panduan yang jelas, serta akses ke jaringan media yang luas. Publikasimedia siap membantu mendistribusikan press release Anda untuk mengendalikan narasi dan menjaga citra positif perusahaan.
Referensi (terakhir diakses pada 23/8/2025):
- Definisi manajemen isu menurut W. Howard Chase. https://www.ppmschool.ac.id/manajemen-isu/ ↩︎
- Analogi isu dari Teresa Yancey Crane. http://eprints.upnyk.ac.id/15294/1/Manajemen%20Isu%20Krisis%20Baru_eprint.pdf ↩︎
- Tahapan manajemen isu oleh Maria Wongsonagoro. https://www.humasindonesia.id/berita/5-tahap-manajemen-isu-yang-wajib-diketahui-humas-1089 ↩︎