✔ Mengenal NFT dan Cara Kerjanya Biar Cuan Seperti Ghozali

Banyak orang awam yang tidak mengenal NFT dan cara kerjanya sembarang mengunggah foto selfie mereka ke OpenSea. Berharap jadi miliarder seperti Ghozali, tetapi kemungkinannya sangat kecil.

Jadi, daripada sekadar ikut-ikutan tren, lebih baik pahami dulu dengan benar apa itu NFT.

Kasus NFT Ghozali Everyday

Sejak 2018, Ghozali sengaja mengambil foto selfie dirinya setiap hari. Tujuannya supaya bisa dikompilasi menjadi video timelapse.

Dia pun punya banyak stok foto dari hasil aktivitas rutinnya itu.

Suatu hari Ghozali iseng menjual kumpulan fotonya ke marketplace OpenSea. 

mengenal nft dan cara kerjanya

Ngomong-ngomong, OpenSea adalah tempat jual NFT karya seni digital. Jadi orang yang membelinya adalah kolektor.

Ternyata, banyak kolektor yang membeli foto-foto Ghozali sampai habis.

Ghozali pun dapat untung dari penjualan fotonya itu. Walaupun secara bersamaan kepemilikan foto itu juga pindah tangan ke si pembeli.

Dari kasus tersebut, mari mengenal NFT dan cara kerjanya.

Apa Itu NFT (Non-Fungible Token)?

NFT adalah aset digital dalam bentuk karya seni, baik itu gambar, objek 3D, video, musik, atau apapun yang diperjualbelikan di pasar NFT.

Bedanya dengan aset digital biasa adalah NFT itu UNIK, tidak bisa dihapus, direplikasi atau ditukar. Kepemilikannya juga tercatat secara eksklusif di blockchain.

Membedah Istilah Non-Fungible Token

Oke, mari memahami lebih dalam definisi NFT secara harfiah.

Fungible artinya sepadan. 

Contohnya BI pernah merilis uang pecahan Rp75.000 yang bisa Anda dapatkan dengan uang senilai Rp75.000 juga. Nah, itulah sepadan.

Sedangkan NFT bersifat non-fungible, artinya tidak sepadan.

Anda TIDAK bisa menukarnya dengan sesuatu yang sepadan. 

Sebagai contoh lukisan Monalisa-nya Leonardo Da Vinci.

Lukisan ini tentu harganya tidak sepadan lagi dengan waktu pertama kali kolektor membelinya.

Alasannya karena sangat langka dan orang-orang ingin mengoleksinya. Jadi, wajar kalau ada orang yang bersedia membayar sangat mahal.

Harga lukisan Monalisa ditaksir lebih dari 850 juta USD.

Paham, kan maksudnya non-fungible?

Lalu, kenapa pakai istilah token? Tidak lain karena sifatnya digital dan berhubungan dengan pencatatan di blockchain.

Di situ, pemilik sah yang tercatat cuma ada satu. 

Mari kembali ke kasus Ghozali.

Penjualan NFT Ghozali_Ghozalu

mengenal nft dan cara kerjanya

Foto Ghozali ini harga awalnya cuma seharga 0.001 ETH. Sekarang pemiliknya adalah DoDoit. 

Jika orang lain ingin memilikinya maka harus membuat penawaran dulu. Sekiranya cocok dengan harganya, DoDoit akan melepas foto Ghozali tersebut ke pemilik berikutnya.

Supaya semakin paham, mari lanjut ke pembahasan cara kerjanya.

Bagaimana Cara Kerja NFT?

Dari contoh kasus di atas, intinya NFT adalah tentang jual-beli kepemilikan. Itulah alasan aset digital di pasar NFT harganya bisa semakin mahal.

Akan tetapi transaksi jual-belinya cuma bisa di marketplace khusus NFT dan dengan alat tukar cryptocurrency.

Berikut urutan cara kerja NFT:

1. Minting

Minting adalah proses mengubah aset digital menjadi aset di blockchain oleh pihak ketiga seperti marketplace.

Jadi, sebenarnya Anda hanya perlu mengunggah karya ke situs seperti OpenSea.

Dalam proses ini biasanya ada fee atau biaya.

2. Menjual NFT

Sekarang Anda sudah siap menjual NFT.

Nah, aset yang Anda unggah barusan bersifat unik. Artinya aset itu hanya satu-satunya dan tidak bisa dibuat ulang. 

Selanjutnya, kolektor membeli NFT Anda menggunakan cryptocurrency. Pembeli pertama, membelinya sesuai harga awal.

Saat ada yang membelinya, maka aset akan berpindah kepemilikan.

Pembelian ini kemudian akan tercatat di blockchain.

3. Dijual Kembali

Pemilik aset terkini tidak bisa membatalkan transaksi atau meminta refund. Dia hanya bisa menjualnya kembali ke kolektor lain.

Itulah kenapa dalam contoh kasus Ghozali di atas ada tombol untuk membuat penawaran.

Kalau mau cari untung, seharusnya pemilik aset menjualnya kembali dengan harga lebih mahal.

Smart Contract: Royalti untuk Pencipta

Banyak yang bilang sistem NFT ini memang sangat cocok untuk seniman. Faktanya memang begitu.

Alasannya karena ada sistem smart contract di sana, yaitu semacam royalti untuk pencipta karya (orang pertama yang menjual).

Pencipta akan mendapat royalti 10% jika pemiliknya menjual kembali karya terkait.

Masuk akal sekarang kenapa Ghozali bisa jadi miliarder. Dia ternyata juga dapat cuan dari royalti tersebut.

FAQ

Apa alasan membeli NFT?

Dari sisi kolektor, alasan mereka membeli NFT adalah karena kelangkaannya dan layak menjadi barang koleksi. Jika memenuhi kriteria tersebut, ada peluang cuan ketika kolektor menjual kembali NFT tersebut.

Apakah beli NFT bisa rugi?

Harga NFT juga sangat mungkin anjlok. Bayangkan, jika Anda membeli NFT di harga termahal lalu setelah itu tidak lagi ada yang mau membelinya dengan harga segitu.

Apa saja yang bisa menjadi NFT?

Segala macam karya seni digital. Bisa berupa desain 3D, screenshot, foto selfie, video 15 detik, rekaman nyanyi di kamar mandi, atau apapun itu. 

Apa perbedaan NFT dengan cryptocurrency?

Cryptocurrency itu fungibel atau sepadan. Contohnya 1 BTC setara dengan Rp600 juta. Sementara NFT bersifat non-fungible.

Kesimpulan

Setelah mengenal NFT dan cara kerjanya, apakah Anda bisa paham atau malah semakin bingung?

Sebenarnya konsep ini sangat sederhana. Bayangkan saja NFT itu seperti proses jual-beli barang antik, contohnya lukisan Monalisa tadi.

Dari tangan ke tangan harganya semakin mahal dan akan berpindah kepemilikan. Tetapi dalam NFT, semua rekam jejak transaksinya tercatat di blockchain.

Cara kerja NFT juga dipakai dalam aplikasi metaverse. Misalnya di metaverse Anda membeli lahan seharga X, maka bisa dijual lagi seharga XXX.