✔ Cara Membaca Grafik Crypto Candlestick untuk Pemain Pemula

Cara membaca grafik crypto adalah pengetahuan dasar yang harus dipelajari setiap pemain trading crypto.

Inilah kunci agar Anda tahu kapan waktunya membeli dan menjual aset.

Nah, artikel kali ini secara spesifik akan membahas jenis grafik candlestick yang sangat populer dalam dunia trading.

Apa Itu Candle Crypto?

Candlestick crypto adalah salah satu jenis grafik yang menampilkan informasi mendetail tentang pergerakan harga aset selama satu periode.

Ngomong-ngomong, metode ini sudah ada sejak abad ke-18 di Jepang, lalu menyebar ke negara-negara barat.

Sebelum crypto, trading saham dan valuta asing (valas/forex) sudah terlebih dulu menggunakan metode candlestick.

Di bawah ini contoh tampilan grafik candle:

Candlestick memang lebih disukai para pelaku trading daripada grafik line dan bar karena mudah dibaca.

Selanjutnya, mari mengenal detail dari candlestick.

Bagian-bagian Candlestick Chart

Disebut candlestick karena bentuknya terlihat seperti lilin, yang komponennya adalah batang dan sumbu.

cara membaca grafik crypto

Body menggambarkan satu periode perdagangan, misalnya 1 menit, 15 menit, 1 jam, 24 jam, dan seterusnya.

Adapun setiap batang dalam grafik candle crypto menunjukkan beberapa informasi, yaitu:

cara membaca grafik crypto
  • Open: harga pembuka ketika memasuki periode trading.
  • Close: harga penutup pada periode tersebut.
  • High: menunjukkan harga paling tinggi selama periode.
  • Low: menunjukkan harga terendah selama periode.
  • Warna hijau (bullish): arahnya naik ↑ karena Close > Open.
  • Warna merah (bearish): arahnya turun ↓ karena Close < Open.

Belajar Cara Membaca Grafik Crypto

Misalnya Anda menggunakan candle dengan periode 15 menit untuk crypto Decentraland (MANA).

cara membaca grafik crypto

Fokus pada batang yang ditunjuk panah merah (satu batang = 15 menit).

Harga pembukaan (Open) menit pertama pada periode tersebut adalah Rp39.200.

Batang bergerak naik dan turun dan pada menit terakhir ditutup (Close) dengan harga Rp39.394.

Akan tetapi, selama 15 menit tersebut harga sempat di titik terendah yaitu Rp39.000 dan di titik tertinggi Rp39.500.

Candle pun berwarna hijau dan bergerak ke atas karena harga Close lebih besar daripada harga Open (39.394 > 39.200).

Kenapa Bentuk Candlestick Berbeda-beda?

Jika melihat ilustrasi di bawah ini, bentuk setiap candle memang tidak simetris. Ada yang panjang, pendek, cenderung ke atas, atau cenderung ke bawah. 

Beberapa faktor yang menentukan antara lain tinggi rendahnya harga serta volume perdagangan.

Sumbu terbawah adalah harga terendah dalam periode tersebut, sedangkan sumbu teratas adalah harga tertinggi.

Lalu yang membuat body panjang atau pendek adalah margin antara Close dan Open.

Kesimpulan

Penjelasan di atas tentu saja belum termasuk berbagai macam pola grafik trading untuk memprediksi harga. Namun, setidaknya sekarang Anda sudah mendapat gambaran dasarnya.

Mempelajari cara membaca grafik crypto merupakan bekal berharga jika ingin serius terjun ke dunia trading. Kemampuan analisis teknis ini dapat meningkatkan kemungkinan Anda memprediksi harga.